Jumat, 19 Oktober 2012

teori motivsi


















BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
            Dewasa ini kita lihat banyak sekali mahasiswa unrika khususnya yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan.Dimana menurunya motivasi belajar mahasiswa/i yang di sebabkan oleh permasalahan ekonomi dan masalah keluarga.Disamping itu juga adanya benturan – benturan yang timbul dari masalah karier dan proses dalam memenuhi tugas perkembangan dewasa awal.
            Menyadari pentingnya pendidikan,maka setiap individu baik dari status ekonomi keluarga atas,menengah,maupun rendah mempunyai impian atau cita – cita berusaha agardapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Untuk dapat menjalani pendidikan dengan baik ini di perlukan motivasi belajar agar tujuan dari pendidikan pun tercapai,namun semakin tinggi pendidikan maka semakin besar biaya yang di perlukan. Hal itu dapat menjadi penyebab meningkat dan menurunya motivasi.Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar , menjamin keelangsungan kegiatan dan memberikan arahan pada kegiatan belajar itu demi tercapai suatu tujuan (Winkel,1987).
            Menurut Thontowi (1993), motivasi belajar adalah tingkah laku yang terjadi karena di dorong oleh adanyapencapaian tujuan yang relevan melalui pengalaman  dan latihan. Seseorang yang mempunyai tujuan tertentu dari suatu aktivitas, akan mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan mengerahkan sedaya upayauntukdapat mencapainya.
            Sardiman (2005), Mengemukakan dua aspek yang membedakan tingkat motivasi belajar yang tinggi dan rendah yaitu :
             
a. Tanggung jawab
            Individu yang memiliki motivasi belajar yang tinggi merasa bertanggung jawab atas tugas yang di kerjakannya, dan tidak akan meninggalkan tugas itu sebelum mereka berhasil mengerjakanya.  Adapun, mereka yang memiliki motivasi belajar rendah kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang di kerjakannya, akan menyalahkan tugas – tugas di luar dirinya seperti masalah ekonomi keluarga yang harus  di penuhi, merawat,  mendidik dan membina keluarga dalam memenuhi tugas –tugas perkembangannya. Disini yang menjadi permasalahan rendahnya motivasi belajar mahasiswa yang sudah berkeluarga pada saat masa perkuliahan.
b. Tekanan tehadap tugas, berkonsentrasi untuk menyelesikan tugas dan tidak mudah menyerah.
            Individu dengan motivasi belajar tinggi dapat belajar terus menerus dalam waktu yang relatif lama dan tingkat konsentrasi yang baik. Sebaliknya mereka yang memiliki konsentrasi yang rendah memiliki konsentrasi yang rendah sehingga mudah terpengaruh untuk lingkungan sekitarnya dan akan mengalami tugas tepat pada waktunya.
            Disamping itu juga menurunya motivasi belajar mahasiswa yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan adalah salah satunya di sebabkan oleh status perekonomian keluarga yang kurang mencukupi. Maka daripada itu untuk memenuhi tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga ia harus bekerja, selain itu sebagai mahasiswa ia harus konsentrasi penuh untuk meyelesaikan tugas kuliahnya. Dan untuk mahasiswi yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan adalah di sebabkan harus mengurus suami, anak, dan menghendle pekerjaan rumah sebagai ibu rumah tangga. Demi mencapai tanggung jawab dan mencapai tugas perkembangan sebagai wanita dewasa awal.
            Status ekonomi keluarga menurut Ahmadi (1997), adalah label kemampuan keluarga di bidang ekonomi untuk semua kebutuhan hidupnya dalam upaya mencapai kemakmuran.
Menurut  Sumardi dan Dieter (1982), komponen status ekkonomi keluarga adalah pendapatan.
            Pendapatan adalah jumlah penghasilan riil seluruh anggota keluarga yang di sumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam keluarga. Besarnya pendapatan akan memenuhi jumlah kebutuhan yang hendak di puaskan. Sejumlah kebutuhan yang di puaskan merupakan pola konsumsi yang telah berhasildi capai, ini akan mengukur tingkat pennghasilan keluarga, inilah yang akan menjadi faktor pendorong rendah atau tingginya motivasi mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan yang di ukur dri tingkat penghasilan keluarga.
1.2 Rumusan masalah
            Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasikan yang akan menjadi pokok masalah yang akan di teliti adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana meningkatkan rendahnya motivasi belajar mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan?
2. Sejauh mana tingkat motivasi belajar mahasiswa/i  yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan ?
3. Mengapa mahasiswa/i  yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan penurunan motivasi belajar?
1.3 Tujuan penelitian
            Peneliti ingin mengetahui bagaimana mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan mengalami penurunan semangat belajar, dimana hal ini berkaitan dengan motivasi. Mengapa mahasiswa/i yang sudah menikah membutuhkan motivasi  dan dorongan dari orang lain. Sejauh ini mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan mengalami hambatan faktor – faktor di luar kuliah seperti, pekerjaan, masalah keluarga, masalah finansial dan masalah lain yang menyebabkan menurunya motivasi belajar pada mahasiswa/i.
1.4  Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan psikologi pada umumnya dan khususnya Psikologi Pendidikan.
2.  Manfaat Praktis Secara praktis, dengan penelitian ini diharapkan para orang tua selalu memperhatikan perkembangan psikologis anak-anaknya sebelum bertindak hal-hal yang negative (Bertengkar, berdua-duaan dengan wanita/laki-laki lain yang bukan istri/suaminya  di depan anaknya).






















BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Motivasi
Motivasi adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam menuuntukan perilaku seseorang, termasuk perilaku belajar. Untuk dapat memotivasi seseorang di perlukan pemahaman tentang bagaimana proses terbentuknya motivasi. Motivasi dapat di artikan sebagai fakto – faktor yang mengarahkan dan mendorongperilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan kegiatan yang di nyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi belajar mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan, agar dapat bekerjasama secara produktif dan berhasilmencapai dan mewujudkan apa yang telah di tentukan.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Dapatdi simpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan / semangat kerja yang timbul demi mencapai keinginan diri dan tujuan belajar mahasiswa. Telah di maklumi bahwa menurunya motivasi mahasiswa/i di pengaruhi  banyak faktor seperti, membina rumah tangga,merawat dan mendidik anak, faktor ekonomi keluarga yang harus di penuhi, memenuhi tugas perkembangan sebagai dewasa awal dan berbagai faktor lainya.

a. Berdasarkan teori motivasi Abraham H. Maslow
Manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cendrung bersifat bawaan. Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu tingkat atau hirerarki kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan.
2. Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental
psikologikal dan intelektual.
3. Kebutuhan sosial, berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai orang lain dan mencintai orang lain.
4. Kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol simbol status.
5. Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata.

b. Berdasarkan Teori motivasi menurut Clyton Alderfer
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” yang merupakan huruf-huruf pertama
dari tiga istilah, yaitu :
E = Existence (identik dengan hierarki pertama dan kedua teori maslow).
R = Relatedness (senada dengan hierarki ketiga dan keempat konsep maslow).
G = Growth (mengandung makna yang sama dengan hierarki kelima maslow).
Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut lagi, maka akan terlihat bahwa :
a. Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula
keinginan untuk memuaskannya.
b. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar,
apabila kebutuhan “yang lebih rendah” telah dipuaskan.
c. Sebaliknya, semkin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi,
semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.

c.  Teori motivasi menurut Herzberg
Teori yang dikembangkan oleh Herzberg dikenal dengan “Model dua faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor higiene atau “pemeliharaan”. Faktor motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor higiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya dari organisasi, tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan kekaryaannya.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain
ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh,
kemajuan dalam berkarir dan pengkuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor higiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang karyawan dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, kebijaksanaan organisasi, sistem administrasi dalam orgnisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Sejauh ini tingkat motivasi mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan adalah terjadi  penurunan rendahnya semangat belajar yang di sebabkan karna adanya tuntutan ekonomi keluarga yang harus di penuhi dan juga kurang efektifnya pembagian waktu secara profesional dalam arti kata pembagian waktu kuliah, kerja, mengurus rumah tangga, dimana disini juga memenuhi tugas perkembangan sebagai dewasa awal .


























BAB III
HASIL DAN ANALISIS


3.1 Identitas Subjek
1. Subjek Pertama berinisial Kr Berjenis kelamin laki-laki, Lahir di Padang 08 Maret 1987, Usia 25 Tahun, Pendidikan terakhir Sma, Bekerja sebagai Guru di SDN 01 Sagulung, Kuliah di UNRIKA : Jurusan Matematika, Semester IV.
2. Subjek Kedua berinisial Dn, Berjenis Kelamin Laki-laki, Lahir di Batam, 19 Juni 1983, Usia 29 Tahun, Pendidikan terakhir SMU, Bekerja sebagai Honorer kantor lurah sembulang, Kuliah di UNRIKA, Jurusan PISIPOL, Semester II.
3. Subjek Ketiga berinisial Wt, jenis kelamin Perempuan, lahir di Bandung 10 Agustus 1982, usia 30 tahun, pendidikan trakhir SMA, dan pada saat ini sedang bekerja di DKP2K Bidang kehutanan, Kuliah diUNRIKA : Jurusan PISIPOL, Semester II.
3.2  Seting Penelitian
Dalam penelitian ini, Peneliti mendapatkan subjek pertama dan kedua berdasarkan rekomendasi dari seorang teman sedangkan subjek ketiga merupakan Mahasiswa Unrika yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan Peneliti memilih subjek untuk melakukan wawancara, sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan subjek.
3.3 Hasil Penelitian
1. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan ? mahaiswa yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan mengalami penurunan motivasi yang di sebabkan bbeberapa faktor seperti, faktor keluarga, pekerjaan, dan lain sebagainya. Untuk meningkatkan motivasi belajar agar tujuan pendidikan yang di inginkan tercapai, mahasiswa/i harus bergaul dengan orang – orang yang senang belajar, belajar dari berbagai sumber, bergaul dengan orang- orang yang optimis dan selalu berpikiran positif, dan mencari motivator untuk membantu proses belajar.
2. Sejauh mana tingkat motivsi mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan ? Sejauh ini tingkat motivasi mahasiswa/i yang sudah menikah di UNRIKA khususnya, rendahnya motivasi belajar di karenakan faktor pekerjaan.
3.4 Pembahasan
1. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar mahasiswa yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan? Berdasarkan penelitian pada mahasiswa/i yang mengalami penurunan motivasi belajar,  Untuk meningkatkan motivasi belajar agar tujuan pendidikan yang di inginkan tercapai, mahasiswa/i harus bergaul dengan orang – orang yang senang belajar, belajar dari berbagai sumber, bergaul dengan orang- orang yang optimis dan selalu berpikiran positif, dan mencari motivator untuk membantu proses belajar. Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.
2. Sejauh mana tingkat motivasi mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan? Berdasarkan hasil penelitian tingkat motivasi belajar mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan rendah sekali, mengapa demikian ? karena faktor pendorong dari pekerjaan, lingkungan sosial, faktor finansial keluarga, dan tugas perkembangan dewasa awal yang harus di penuhi,ini yang menyebabkan menurunya motivasi belajar mahasiswa/i. Dalam menyingkapi hal ini mahasiswa/i yang sudah menikah, sangat membutuhkan motivator untuk membangun semangat belajar agar tujuan pendidikan yang selama ini mereka ikpikan tercapai.  Motivasi dapat di artikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan kegiatan yang di nyatakan dalam bentuk kerja keras atau lemah (Marihot.2002,hal: 320).
Faktor motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor higiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang. Status ekonomi keluarga menurut Ahmadi (1997), adalah label kemampuan suatu keluarga di bidang ekonomi untuk semua kebutuhan hidupnya dalam upaya mencapai suatu kemakmuran.
Menurut Sumardi dan Dieter (1982), status ekonomi keluarga adalah kemampuan perekonomian suatu keluarga dalam memenuhi setiap kebutuhan hidup seluruh anggota keluarganya.
Menurut Sumardi dan Dieter (1982), komponen status ekonomi keluarga adalah pendapatan :
1.Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah penghasilan riil seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam keluarga. Besarnya pendapatan akan memenuhi jumlah kebutuhan yang hendak dipuaskan. Sejumlah kebutuhan yang dipuaskan merupakan pola konsumsi yang telah berhasil dicapai akan menentukan tingkat hidup. Faktor pendapatan ekonomi keluarga yang minim sangat mempengaruhi rendahnya motivasi belajar mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan. Seseorang dikatakan memiliki motivasi belajar tinggi, apabila ia mampu menetapkan tujuan yang realistis sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Ia juga mampu berkonsentrasi terhadap setiap langkah untuk mencapai tujuan dan mengevaluasi setiap kemajuan yang telah dicapai, sedangkan individu dengan motivasi belajar rendah akan melakukan hal sebaliknya.
Individu dengan motivasi belajar tinggi menyukai umpan balik atau pekerjaan yang telah dilakukan, sedangkan yang motivasi belajarnya rendah tidak menyukai umpan balik karena akan memperlihatkan kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. Dengan demikian, individu yang memiliki motivasi belajar rendah cenderung mengulangi kesalahan yang sama dalam tugas mendatang. Individu dengan motivasi belajar tinggi dapat belajar terus menerus dalam waktu yang relatif lama dan tingkat konsentrasi yang baik, sebaliknya mereka yang motivasi belajarnya rendah memiliki konsentrasi yang rendah sehingga mudah terpengaruh untuk lingkungan sekitarnya dan akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.






















BAB IV
METODE PENILITIAN

4.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif melakukan penelitian pada latar belakang alamiah. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 1990), mendefinisikan metode kualitatif sebagai produser penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Adapun ciri-ciri pendekatan kualitatif menurut Poerwandari (1998) adalah Studi dalam situasi alamiah, Analisis induktif, Kontak personal langsung (peneliti dilapangan), Perspektif holistic, Perspektif dinamis, perspektif perkembangan, Orientasi pada kasus unik, Netralitas empatik, Fleksibilitas desain, Peneliti sebagai instrumen kunci

4.2  Subjek Penelitian
a.  Karakteristik Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini ditentukan sejumlah karakteristik bagi subjek penelitian yaitu pria dan wanita usia dewasa awal (22-28 tahun) yang memiliki rendahnya motivasi belajar.
b.  Jumlah Sampel
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sembilan orang subjek. Hal ini dilakukan agar mendapatkan subjek yang benar-benar sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti juga mengambil sembilan orang sebagai significant other, masing-masing satu significant other untuk tiap subjek. Hal ini untuk mendapatkan data yang valid dan seakurat mungkin sehinggga hasil penelitian dapat saling menguatkan.
c. Tahap-tahap Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
Peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan beberapa teori yang relevan dengan masalah. Pedoman yang telah disusun, ditunjukkan kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembimbing penelitian. Kemudian peneliti mencari calon subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Selanjutnya peneliti mengajukan permohonan izin untuk dapat melakukan wawancara
      2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertemu langsung dengan subjek yang bersangkutan untuk menanyakan perihal subjek yang sekiranya bersedia diwawancarai. Baru kemudian peneliti membuat kesepakatan dengan subjek tersebut mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang telah dibuat.
Selanjutnya peneliti memindahkan hasil rekaman berdasarkan wawancara ke dalam bentuk verbatim tertulis. Kemudian peneliti melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian metode analisis data. Setelah itu membuat diskusi dan kesimpulan dari seluruh hasil penelitian. Kemudian dari hasil diskusi dan kesimpulan yang telah dilaku
telah dilakukan, peneliti mengajukan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.

d. Teknik Pengumpulan Data
Wawancara berstruktur dan Observasi non Partisipan
e. Alat Bantu Penelitian
Pedoman Wawancara, Pedoman Observasi, Alat Perekam, Alat Tulis
f. Keakuratan Penelitian
Menurut Patton (dalam Yin, 1994), mengemukakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaaan untuk mencapai keabsahan, yaitu : Triangulasi data, Triangulasi pengamat, Triangulasi teori, Triangulasi metode
g. Tehnik Analisis Data
Menurut Marshall dan Rossman (1995) dalam menganalisis penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut adalah : Mengorganisasikan Data, Pengelompokkan Berdasarkan Kategori, Tema, dan Pola Jawaban, Menguji Asumsi atau Permasalahan yang Ada terhadap Data, Menulis Hasil Penelitian











































BAB V

PENUTUP



5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian diterima, yang artinya terdapat perbedaan motivasi belajar ditinjau dari status ekonomi keluarga pada mahasiswa, dimana juga diperoleh hasil bahwa motivasi belajar pada mahasiswa yang berstatus ekonomi keluarga rendah lebih tinggi dibanding status ekonomi keluarga menengah dan atas. Kesimpulan lain dari penelitian ini adalah didapatkan perbedaan mean motivasi belajar ditinjau dari jenis kelamin dan usia, dimana perempuan pada status ekonomi keluarga rendah dan menengah memiliki tingkat motivasi belajar yang lebih tinggi dibanding laki-laki, sedangkan laki-laki pada status ekonomi keluarga atas memiliki tingkat motivasi belajar yang lebih tinggi daripada perempuan dan berdasarkan deskripsi usia didapatkan hasil bahwa usia yang lebih matang cukup berkontribusi sebagai faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi belajar





Abstrak

 Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan maka seseorang mempunyai kesempatan untuk memperbaiki tingkat sosial kehidupannya, namun memiliki pendidikan yang tinggi bukanlah hal yang mudah karena memerlukan keinginan, tekad, kemampuan dan tingkat ekonomi yang mendukung karena biaya yang diperlukan pun tidak sedikit, terutama di perguruan tinggi atau universitas. Tidak semua orang dapat melanjutkan pendidikan sampai universitas karena keterbatasan ekonomi yang dimiliki keluarganya, namun tidak sedikit pula individu dengan kemauan belajar tinggi yang berusaha agar dapat mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi walaupun dengan ekonomi keluarga yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan penurunan motivasi belajar pada mahasiswa ditinjau dari status ekonomi keluarga. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa universitas Gunadarma yang berada di atas tingkat 1 dan masih aktif dalam perkuliahan. Pengambilan sampling ini dilaksanakan dengan , sedangkan teknik pengambilan datamenggunakan tekhnik wawancara.Mahasiswa yang berstatus ekonomi keluarga yang rendah memiliki mean motivasi belajar yang lebih tinggi dari status ekonomi keluarga atas dan menengah, selain itu juga terdapat perbedaan mean motivasi belajar yang dilihat dari jenis kelamin dan usia
Kata Kunci : Motivasi belajar, Mahasiswa, Status ekonomi.

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNyalah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan penuh keyakinan serta usaha yang maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberikan pelajaran positif bagi kita semua. Selanjutnya saya juga mengucapkan terima kasih kepada Boy Aryus Dendrie M. Psi sebagai dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Perkembangan III yang telah mempercayakan tugas ini kepada saya sehingga dapat memicu motifasi saya untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam sehingga dapat menemukan hal-hal baru yang belum saya ketahui.
Terima kasih juga saya sampaikan atas petunjuk yang diberikan sehingga saya dapat  menyelesaikan tugas ini dengan usaha yang maksimal .Terima kasih atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini,teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dalam membantu saya.
Terakhir sekali sebagai manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam menyelesikan makalah ini tetapi tetap saja tidak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah,oleh karena itu segenap saran saya harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa mendatang.

                                                                                                        Penyusun
                                                                                                          JASNI