BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini kita lihat banyak sekali
mahasiswa unrika khususnya yang sudah menikah pada saat menjalani masa
perkuliahan.Dimana menurunya motivasi belajar mahasiswa/i yang di sebabkan oleh
permasalahan ekonomi dan masalah keluarga.Disamping itu juga adanya benturan –
benturan yang timbul dari masalah karier dan proses dalam memenuhi tugas
perkembangan dewasa awal.
Menyadari pentingnya pendidikan,maka
setiap individu baik dari status ekonomi keluarga atas,menengah,maupun rendah
mempunyai impian atau cita – cita berusaha agardapat mengenyam pendidikan
setinggi mungkin. Untuk dapat menjalani pendidikan dengan baik ini di perlukan
motivasi belajar agar tujuan dari pendidikan pun tercapai,namun semakin tinggi
pendidikan maka semakin besar biaya yang di perlukan. Hal itu dapat menjadi
penyebab meningkat dan menurunya motivasi.Motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak psikis di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar
, menjamin keelangsungan kegiatan dan memberikan arahan pada kegiatan belajar
itu demi tercapai suatu tujuan (Winkel,1987).
Menurut Thontowi (1993), motivasi
belajar adalah tingkah laku yang terjadi karena di dorong oleh adanyapencapaian
tujuan yang relevan melalui pengalaman
dan latihan. Seseorang yang mempunyai tujuan tertentu dari suatu
aktivitas, akan mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan
mengerahkan sedaya upayauntukdapat mencapainya.
Sardiman (2005), Mengemukakan dua
aspek yang membedakan tingkat motivasi belajar yang tinggi dan rendah yaitu :
a. Tanggung jawab
Individu yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi merasa bertanggung jawab atas tugas yang di kerjakannya,
dan tidak akan meninggalkan tugas itu sebelum mereka berhasil
mengerjakanya. Adapun, mereka yang
memiliki motivasi belajar rendah kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang
di kerjakannya, akan menyalahkan tugas – tugas di luar dirinya seperti masalah
ekonomi keluarga yang harus di penuhi,
merawat, mendidik dan membina keluarga dalam
memenuhi tugas –tugas perkembangannya. Disini yang menjadi permasalahan
rendahnya motivasi belajar mahasiswa yang sudah berkeluarga pada saat masa
perkuliahan.
b. Tekanan tehadap tugas,
berkonsentrasi untuk menyelesikan tugas dan tidak mudah menyerah.
Individu dengan motivasi belajar
tinggi dapat belajar terus menerus dalam waktu yang relatif lama dan tingkat
konsentrasi yang baik. Sebaliknya mereka yang memiliki konsentrasi yang rendah
memiliki konsentrasi yang rendah sehingga mudah terpengaruh untuk lingkungan
sekitarnya dan akan mengalami tugas tepat pada waktunya.
Disamping itu juga menurunya
motivasi belajar mahasiswa yang sudah menikah pada saat menjalani masa
perkuliahan adalah salah satunya di sebabkan oleh status perekonomian keluarga
yang kurang mencukupi. Maka daripada itu untuk memenuhi tanggung jawab sebagai
kepala rumah tangga ia harus bekerja, selain itu sebagai mahasiswa ia harus
konsentrasi penuh untuk meyelesaikan tugas kuliahnya. Dan untuk mahasiswi yang
sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan adalah di sebabkan harus
mengurus suami, anak, dan menghendle pekerjaan rumah sebagai ibu rumah tangga.
Demi mencapai tanggung jawab dan mencapai tugas perkembangan sebagai wanita
dewasa awal.
Status ekonomi keluarga menurut
Ahmadi (1997), adalah label kemampuan keluarga di bidang ekonomi untuk semua
kebutuhan hidupnya dalam upaya mencapai kemakmuran.
Menurut Sumardi dan Dieter (1982), komponen status
ekkonomi keluarga adalah pendapatan.
Pendapatan adalah jumlah penghasilan
riil seluruh anggota keluarga yang di sumbangkan untuk memenuhi kebutuhan
bersama maupun perseorangan dalam keluarga. Besarnya pendapatan akan memenuhi
jumlah kebutuhan yang hendak di puaskan. Sejumlah kebutuhan yang di puaskan
merupakan pola konsumsi yang telah berhasildi capai, ini akan mengukur tingkat
pennghasilan keluarga, inilah yang akan menjadi faktor pendorong rendah atau
tingginya motivasi mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa
perkuliahan yang di ukur dri tingkat penghasilan keluarga.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasikan yang akan menjadi pokok
masalah yang akan di teliti adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana meningkatkan rendahnya motivasi belajar mahasiswa/i yang sudah
menikah pada saat menjalani masa perkuliahan?
2.
Sejauh mana tingkat motivasi belajar mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa
perkuliahan ?
3.
Mengapa mahasiswa/i yang sudah menikah
pada saat menjalani masa perkuliahan penurunan motivasi belajar?
1.3 Tujuan penelitian
Peneliti ingin mengetahui bagaimana mahasiswa/i
yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan mengalami penurunan
semangat belajar, dimana hal ini berkaitan dengan motivasi. Mengapa mahasiswa/i
yang sudah menikah membutuhkan motivasi dan dorongan dari orang lain. Sejauh ini
mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan mengalami
hambatan faktor – faktor di luar kuliah seperti, pekerjaan, masalah keluarga,
masalah finansial dan masalah lain yang menyebabkan menurunya motivasi belajar
pada mahasiswa/i.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Secara teoritis,
penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan psikologi pada
umumnya dan khususnya Psikologi Pendidikan.
2. Manfaat
Praktis Secara praktis, dengan penelitian ini diharapkan para orang tua selalu
memperhatikan perkembangan psikologis anak-anaknya sebelum bertindak hal-hal
yang negative (Bertengkar, berdua-duaan dengan wanita/laki-laki lain yang bukan
istri/suaminya di depan anaknya).
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Motivasi
Motivasi
adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam menuuntukan perilaku
seseorang, termasuk perilaku belajar. Untuk dapat memotivasi seseorang di
perlukan pemahaman tentang bagaimana proses terbentuknya motivasi. Motivasi
dapat di artikan sebagai fakto – faktor yang mengarahkan dan mendorongperilaku
atau keinginan seseorang untuk melakukan kegiatan yang di nyatakan dalam bentuk
usaha yang keras atau lemah. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya
mengarahkan daya dan potensi belajar mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat
menjalani masa perkuliahan, agar dapat bekerjasama secara produktif dan
berhasilmencapai dan mewujudkan apa yang telah di tentukan.
Pentingnya
motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung
perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang
optimal. Dapatdi simpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan / semangat kerja
yang timbul demi mencapai keinginan diri dan tujuan belajar mahasiswa. Telah di
maklumi bahwa menurunya motivasi mahasiswa/i di pengaruhi banyak faktor seperti, membina rumah
tangga,merawat dan mendidik anak, faktor ekonomi keluarga yang harus di penuhi,
memenuhi tugas perkembangan sebagai dewasa awal dan berbagai faktor lainya.
a. Berdasarkan teori motivasi Abraham
H. Maslow
Manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah
kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cendrung bersifat bawaan.
Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu tingkat atau
hirerarki kebutuhan, yaitu :
1.
Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan.
2.
Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental
psikologikal
dan intelektual.
3.
Kebutuhan sosial, berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai
orang lain dan mencintai orang lain.
4.
Kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol simbol status.
5.
Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan
potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan
nyata.
b.
Berdasarkan Teori motivasi menurut Clyton Alderfer
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” yang
merupakan huruf-huruf pertama
dari
tiga istilah, yaitu :
E
= Existence (identik dengan hierarki pertama dan kedua teori maslow).
R
= Relatedness (senada dengan hierarki ketiga dan keempat konsep maslow).
G
= Growth (mengandung makna yang sama dengan hierarki kelima maslow).
Apabila
teori Alderfer disimak lebih lanjut lagi, maka akan terlihat bahwa :
a.
Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula
keinginan untuk
memuaskannya.
b.
Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar,
apabila kebutuhan “yang
lebih rendah” telah dipuaskan.
c.
Sebaliknya, semkin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi,
semakin besar keinginan
untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.
c.
Teori motivasi menurut Herzberg
Teori yang dikembangkan oleh Herzberg dikenal dengan
“Model dua faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor higiene
atau “pemeliharaan”. Faktor motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi
yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang,
sedangkan yang dimaksud dengan faktor higiene atau pemeliharaan adalah
faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri
seseorang, misalnya dari organisasi, tetapi turut menentukan perilaku seseorang
dalam kehidupan kekaryaannya.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor
motivasional antara lain
ialah
pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh,
kemajuan
dalam berkarir dan pengkuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor higiene atau
pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang
karyawan dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya,
kebijaksanaan organisasi, sistem administrasi dalam orgnisasi, kondisi kerja
dan sistem imbalan yang berlaku.
Sejauh
ini tingkat motivasi mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani masa
perkuliahan adalah terjadi penurunan
rendahnya semangat belajar yang di sebabkan karna adanya tuntutan ekonomi
keluarga yang harus di penuhi dan juga kurang efektifnya pembagian waktu secara
profesional dalam arti kata pembagian waktu kuliah, kerja, mengurus rumah tangga,
dimana disini juga memenuhi tugas perkembangan sebagai dewasa awal .
BAB III
HASIL DAN ANALISIS
3.1 Identitas Subjek
1. Subjek Pertama berinisial Kr Berjenis kelamin laki-laki, Lahir
di Padang 08 Maret 1987, Usia 25 Tahun, Pendidikan terakhir Sma, Bekerja
sebagai Guru di SDN 01 Sagulung, Kuliah di UNRIKA : Jurusan Matematika,
Semester IV.
2. Subjek Kedua berinisial Dn, Berjenis Kelamin Laki-laki, Lahir
di Batam, 19 Juni 1983, Usia 29 Tahun, Pendidikan terakhir SMU, Bekerja sebagai
Honorer kantor lurah sembulang, Kuliah di UNRIKA, Jurusan PISIPOL, Semester II.
3. Subjek Ketiga berinisial Wt, jenis kelamin Perempuan, lahir di
Bandung 10 Agustus 1982, usia 30 tahun, pendidikan trakhir SMA, dan pada saat
ini sedang bekerja di DKP2K Bidang kehutanan, Kuliah diUNRIKA : Jurusan
PISIPOL, Semester II.
3.2 Seting Penelitian
Dalam penelitian ini, Peneliti mendapatkan subjek pertama dan
kedua berdasarkan rekomendasi dari seorang teman sedangkan subjek ketiga
merupakan Mahasiswa Unrika yang sudah menikah pada saat menjalani masa
perkuliahan Peneliti memilih subjek untuk melakukan wawancara, sesuai dengan
kesepakatan antara peneliti dan subjek.
3.3 Hasil Penelitian
1. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar mahasiswa/i yang sudah menikah
pada saat menjalani masa perkuliahan ? mahaiswa yang sudah menikah pada saat
menjalani masa perkuliahan mengalami penurunan motivasi yang di sebabkan
bbeberapa faktor seperti, faktor keluarga, pekerjaan, dan lain sebagainya.
Untuk meningkatkan motivasi belajar agar tujuan pendidikan yang di inginkan
tercapai, mahasiswa/i harus bergaul dengan orang – orang yang senang belajar,
belajar dari berbagai sumber, bergaul dengan orang- orang yang optimis dan
selalu berpikiran positif, dan mencari motivator untuk membantu proses belajar.
2. Sejauh mana tingkat motivsi mahasiswa/i yang sudah menikah pada
saat menjalani masa perkuliahan ? Sejauh ini tingkat motivasi mahasiswa/i yang
sudah menikah di UNRIKA khususnya, rendahnya motivasi belajar di karenakan faktor
pekerjaan.
3.4 Pembahasan
1. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar mahasiswa yang sudah
menikah pada saat menjalani masa perkuliahan? Berdasarkan penelitian pada
mahasiswa/i yang mengalami penurunan motivasi belajar, Untuk meningkatkan motivasi belajar agar
tujuan pendidikan yang di inginkan tercapai, mahasiswa/i harus bergaul dengan
orang – orang yang senang belajar, belajar dari berbagai sumber, bergaul dengan
orang- orang yang optimis dan selalu berpikiran positif, dan mencari motivator
untuk membantu proses belajar. Motivasi
belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan,
cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu,
dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang
menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.
2. Sejauh mana tingkat motivasi mahasiswa/i yang
sudah menikah pada saat menjalani masa perkuliahan? Berdasarkan hasil
penelitian tingkat motivasi belajar mahasiswa/i yang sudah menikah pada saat menjalani
masa perkuliahan rendah sekali, mengapa demikian ? karena faktor pendorong dari
pekerjaan, lingkungan sosial, faktor finansial keluarga, dan tugas perkembangan
dewasa awal yang harus di penuhi,ini yang menyebabkan menurunya motivasi
belajar mahasiswa/i. Dalam menyingkapi hal ini mahasiswa/i yang sudah menikah,
sangat membutuhkan motivator untuk membangun semangat belajar agar tujuan
pendidikan yang selama ini mereka ikpikan tercapai. Motivasi dapat di artikan sebagai
faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang
untuk melakukan kegiatan yang di nyatakan dalam bentuk kerja keras atau lemah
(Marihot.2002,hal: 320).
Faktor motivasional adalah hal-hal
pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari
dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor higiene atau
pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti
bersumber dari luar diri seseorang. Status ekonomi keluarga menurut Ahmadi
(1997), adalah label kemampuan suatu keluarga di bidang ekonomi untuk
semua kebutuhan hidupnya dalam upaya mencapai suatu kemakmuran.
Menurut Sumardi dan Dieter (1982), status ekonomi keluarga
adalah kemampuan perekonomian suatu keluarga dalam memenuhi setiap kebutuhan
hidup seluruh anggota keluarganya.
Menurut Sumardi dan Dieter (1982), komponen status ekonomi
keluarga adalah pendapatan :
1.Pendapatan
Pendapatan
adalah jumlah penghasilan riil seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk
memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam keluarga. Besarnya
pendapatan akan memenuhi jumlah kebutuhan yang hendak dipuaskan. Sejumlah
kebutuhan yang dipuaskan merupakan pola konsumsi yang telah berhasil dicapai
akan menentukan tingkat hidup. Faktor pendapatan ekonomi keluarga yang minim
sangat mempengaruhi rendahnya motivasi belajar mahasiswa/i yang sudah menikah
pada saat menjalani masa perkuliahan. Seseorang dikatakan memiliki motivasi
belajar tinggi, apabila ia mampu menetapkan tujuan yang realistis sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya. Ia juga mampu berkonsentrasi terhadap setiap
langkah untuk mencapai tujuan dan mengevaluasi setiap kemajuan yang telah
dicapai, sedangkan individu dengan motivasi belajar rendah akan melakukan hal
sebaliknya.
Individu
dengan motivasi belajar tinggi menyukai umpan balik atau pekerjaan yang telah
dilakukan, sedangkan yang motivasi belajarnya rendah tidak menyukai umpan balik
karena akan memperlihatkan kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. Dengan
demikian, individu yang memiliki motivasi belajar rendah cenderung mengulangi
kesalahan yang sama dalam tugas mendatang. Individu dengan motivasi belajar
tinggi dapat belajar terus menerus dalam waktu yang relatif lama dan tingkat
konsentrasi yang baik, sebaliknya mereka yang motivasi belajarnya rendah memiliki
konsentrasi yang rendah sehingga mudah terpengaruh untuk lingkungan sekitarnya
dan akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
BAB IV
METODE PENILITIAN
4.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif melakukan penelitian pada latar belakang alamiah. Bogdan dan Taylor
(dalam Moleong, 1990), mendefinisikan metode kualitatif sebagai produser
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dari orang-orang
dan perilaku yang diamati.
Adapun ciri-ciri pendekatan kualitatif menurut Poerwandari (1998)
adalah Studi dalam situasi alamiah, Analisis induktif, Kontak personal langsung
(peneliti dilapangan), Perspektif holistic, Perspektif dinamis, perspektif
perkembangan, Orientasi pada kasus unik, Netralitas empatik, Fleksibilitas
desain, Peneliti sebagai instrumen kunci
4.2 Subjek Penelitian
a. Karakteristik Subjek
Penelitian
Dalam penelitian ini ditentukan sejumlah karakteristik bagi subjek
penelitian yaitu pria dan wanita usia dewasa awal (22-28 tahun) yang memiliki
rendahnya motivasi belajar.
b. Jumlah Sampel
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sembilan orang subjek.
Hal ini dilakukan agar mendapatkan subjek yang benar-benar sesuai dengan tujuan
penelitian. Peneliti juga mengambil sembilan orang sebagai significant other,
masing-masing satu significant other untuk tiap subjek. Hal ini untuk
mendapatkan data yang valid dan seakurat mungkin sehinggga hasil penelitian
dapat saling menguatkan.
c. Tahap-tahap Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
Peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan
beberapa teori yang relevan dengan masalah. Pedoman yang telah disusun,
ditunjukkan kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembimbing penelitian.
Kemudian peneliti mencari calon subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek
penelitian. Selanjutnya peneliti mengajukan permohonan izin untuk dapat
melakukan wawancara
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertemu langsung dengan subjek yang
bersangkutan untuk menanyakan perihal subjek yang sekiranya bersedia
diwawancarai. Baru kemudian peneliti membuat kesepakatan dengan subjek tersebut
mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang
telah dibuat.
Selanjutnya peneliti memindahkan hasil rekaman berdasarkan
wawancara ke dalam bentuk verbatim tertulis. Kemudian peneliti melakukan
analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan
pada bagian metode analisis data. Setelah itu membuat diskusi dan kesimpulan
dari seluruh hasil penelitian. Kemudian dari hasil diskusi dan kesimpulan yang
telah dilaku
telah
dilakukan, peneliti mengajukan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
d. Teknik
Pengumpulan Data
Wawancara
berstruktur dan Observasi non Partisipan
e. Alat Bantu Penelitian
Pedoman
Wawancara, Pedoman Observasi, Alat Perekam, Alat Tulis
f. Keakuratan Penelitian
Menurut Patton (dalam Yin, 1994), mengemukakan empat macam
triangulasi sebagai teknik pemeriksaaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :
Triangulasi data, Triangulasi pengamat, Triangulasi teori, Triangulasi metode
g. Tehnik Analisis Data
Menurut Marshall dan Rossman (1995) dalam menganalisis penelitian
kualitatif terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan-tahapan
tersebut adalah : Mengorganisasikan Data, Pengelompokkan Berdasarkan Kategori,
Tema, dan Pola Jawaban, Menguji Asumsi atau Permasalahan yang Ada terhadap
Data, Menulis Hasil Penelitian
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian diterima, yang artinya terdapat
perbedaan motivasi belajar ditinjau dari status ekonomi keluarga pada
mahasiswa, dimana juga diperoleh hasil bahwa motivasi belajar pada mahasiswa
yang berstatus ekonomi keluarga rendah lebih tinggi dibanding status ekonomi
keluarga menengah dan atas. Kesimpulan lain dari penelitian ini adalah
didapatkan perbedaan mean motivasi belajar ditinjau dari jenis kelamin dan
usia, dimana perempuan pada status ekonomi keluarga rendah dan menengah
memiliki tingkat motivasi belajar yang lebih tinggi dibanding laki-laki, sedangkan
laki-laki pada status ekonomi keluarga atas memiliki tingkat motivasi belajar
yang lebih tinggi daripada perempuan dan berdasarkan deskripsi usia didapatkan
hasil bahwa usia yang lebih matang cukup berkontribusi sebagai faktor yang
mempengaruhi tingkat motivasi belajar
Abstrak
Pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan maka seseorang
mempunyai kesempatan untuk memperbaiki tingkat sosial kehidupannya, namun
memiliki pendidikan yang tinggi bukanlah hal yang mudah karena memerlukan
keinginan, tekad, kemampuan dan tingkat ekonomi yang mendukung karena biaya
yang diperlukan pun tidak sedikit, terutama di perguruan tinggi atau
universitas. Tidak semua orang dapat melanjutkan pendidikan sampai universitas
karena keterbatasan ekonomi yang dimiliki keluarganya, namun tidak sedikit pula
individu dengan kemauan belajar tinggi yang berusaha agar dapat mengenyam
pendidikan sampai perguruan tinggi walaupun dengan ekonomi keluarga yang
terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan penurunan
motivasi belajar pada mahasiswa ditinjau dari status ekonomi keluarga.
Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa universitas Gunadarma yang berada di
atas tingkat 1 dan masih aktif dalam perkuliahan. Pengambilan sampling ini
dilaksanakan dengan , sedangkan teknik pengambilan datamenggunakan tekhnik
wawancara.Mahasiswa yang berstatus ekonomi keluarga yang rendah memiliki mean
motivasi belajar yang lebih tinggi dari status ekonomi keluarga atas dan
menengah, selain itu juga terdapat perbedaan mean motivasi belajar yang dilihat
dari jenis kelamin dan usia
Kata
Kunci : Motivasi belajar, Mahasiswa, Status ekonomi.
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNyalah
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan penuh keyakinan serta usaha
yang maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberikan
pelajaran positif bagi kita semua. Selanjutnya saya juga mengucapkan terima
kasih kepada Boy Aryus Dendrie M. Psi sebagai dosen pembimbing mata kuliah
Psikologi Perkembangan III yang telah mempercayakan tugas ini kepada saya
sehingga dapat memicu motifasi saya untuk senantiasa belajar lebih giat dan
menggali ilmu lebih dalam sehingga dapat menemukan hal-hal baru yang belum saya
ketahui.
Terima
kasih juga saya sampaikan atas petunjuk yang diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan usaha yang
maksimal .Terima kasih atas dukungan para pihak yang turut membantu
terselesaikannya makalah ini,teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan
dalam membantu saya.
Terakhir
sekali sebagai manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam
menyelesikan makalah ini tetapi tetap saja tidak luput dari sifat manusiawi
yang penuh khilaf dan salah,oleh karena itu segenap saran saya harapkan dari
semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa mendatang.
Penyusun
JASNI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar