TUGAS KELOMPOK PSIKOLOGI
KONSELING
( PSIKOANALISA )
Disusun oleh :
JASNI NPM
:10.17.0.035
ZUYANDY NPM : 10.17.0.015
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM 2012
KATA
PENGANTAR
Psikologi konseling dan Bimbingan atau yang disebut dengan
BK di Indonesia ini kebanyakan para pakar, tokoh, Mahasiswa BK tidak mengerti akan
Epistemologis BK dimana Epistemologis sendiri menyangkut Asal-Usul, Anggapan,
Karakter, Kecermatan, dan Keabsahan atau Kebenaran BK ( Bimbingan dan Konseling
) maka dari itu kami memberikan suatu sajian bacaan mengenai Epistemologis BK
untuk anda agar Anda dapat mengerti dan lebih bagus lagi jika anda memahaminya.
Makalah ini disusun karena akan membuat anda dapat semakin
bersemangat untuk mempelajari dan memahami Bimbingan dan Konseling, juga dapat
menjadi referensi anda untuk membuat suatu penulisan laporan dan sebagainya,
kami ingin makalah ini dapat berguna bagi anda sebagai pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses konseling psikoanalisis
merupakan suatu kegiatan pencarian data dari seseorang yang sedang mengalami
masalah. Dalam pelaksanaan proses konseling terdapat langkah-langkah dan
tahapan-tahapan yang harus diperhatikan. Proses konseling dipandang berhasil
apabila selama proses konseling terdapat perubahan pada klien. Maka konseling
lebih menekankan pada proses dalam kurun waktu tertentu sebagai upaya
meningkatkan kepercayaan dan hubungan antara klien dengan Konselor. Dalam
proses konseling setiap tahapan tidak mutlak harus dilakukan secara berurutan
tetapi dapat berjalan tumpang tindih (fleksiblel).
B. Langkah-langkah Psikologi
Konseling psikoanalisis
1. Menyatakan kepedulian atau
keprihatinan dan membentuk kebutuhan akan bantuanMenyatakan kepedulian atau
keprihatinan dan membentuk hubungan dengan klien sebagai upaya menjalin
kedekatan. Melalui kegiatan ini diharapkan klien berkeinginan untuk dan
semangat untuk menyelesaikan masalahnya. Proses ini juga akan memberikan
gambaran tentang tujuan nya
mengikuti konseling. Keseriusan dan kejujuran klien akan nampak, dan memberikan
penjelasan serta pengertian agar klein menyadari perlunya bantuan untuk
menyelesaikan masalahnya dank lien mau mengikuti proses konseling.
2. Membentuk hubungan Membangun
hubungan yang bercirikan kepercayaan, keyakinan, dengan didasari keterbukaandan
kejujuran atas semua pernyataan klien dan Konselor dalam proses konseling. Pada
proses ini diharapkan akan terjadi hubungan ketergantungan pada Konselor, yaitu
bagaimana Konselor dapat dijadikan sebagai pribadi yang dijadikan contoh. Hal
ini menyebabkan kepercayaan klien cukup besar terhadap koselor maka bantuan
akan mudah diberikan. Tehnik yang biasa digunakan adalah keterampilan
mendengarkan, dan memantulkan perasaan.
3. Menentukan tujuan dan
mengeksplorasi pilihan Mendiskusikan tujuan kepada klien adalah hal penting
yang harus dilakukan. Untuk mencari kejelasan, maksud dan tujuan konseling,
diantaranya :
a. Adanya perubahan pada diri klien
secara fisik maupun psikis, tindakan atau perasaan.
b. Terbentuknya perasaan diterima dan
dipercaya adanya masalah dalam dirinya.
c. Terciptanya pemahaman dan
pengertian klien terhadap masalahnya.
d. Mampu menyelesaikan dan mengatasi
masalahnya dan masaah yang akan datang.
4.Menangani masalah Pada langkah ini
Konselor berusaha untuk dapat menentukan masalah mana yang akan diselesaikan
terlebih dahulu dan mana masalah-masalah yang harus ditinggalkan. Konselor
mengarahkan klien pada masalah yang menjadi prioritas utama.
5. Menumbuhkan kesadaran Manumbuhkan
kesadaran klien agar klien benar-benar memahami apa yang sedang dialami dan apa
yang harus dikerjakan dalam menyelesaikan masalahnya. Dalam menumbuhkan
kesadaran klien Konselor berusaha mengarahkan klien mencapai apa yang disebut
insight atau understanding.
6. Merencanakan cara bertindak Kesulitan
selanjutnya adalah mengambil satu tindakan atau keputusan penyelesaian masalah.
Biasanya klien merasa kebingungan dan rasa keraguan, maka Konselor memberikan
pilihan dan mengajak klien untuk merencanakan dan melakukan tindakan dari hasil
insight.
7. Menilai hasil dan mengakhiri
konseling Dari setiap langkah perlu diperhatikan sejauh mana tujuan konseling
yang telah didapat. Keputusan untuk mengakhiri konseling adalah usaha bersama
antara klien dan Konselor. Walaupun Konselor sebagai penentu proses konseling
tapi bukan berarti mengakhiri konseling sesuka hati menghantikan konseling
tanpa persetujuan klien.
BAB II
TAHAPAN KONSELING
A. Tahapan Awal
Tahap awal merupakan upaya untuk
menjalin hubungan baik antara Konselor dengan klien agar klien dapat terlibat
langsung dalam proses konseling. Diharapkan dapat memberikan arahan konseling
secara tepat. Dalam tahap awal ada dua langkah yang harus diperhatikan. Dalam
membina hubungan baik antara Konselor dengan klien, adanya rasa percaya antara
keduanya, saling menerima dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. Klien
percaya dan menerima Konselor untuk membantu masalah yang dihadapi, klien
mengungkakan masalahnya dengan terbuka, Konselor menerima bahwa masalah klien
bear-benar terjadi dan memberi bantuan dengan cara menciptakan rapport atau menggunakan
teknik konseling lain.
Batasan yang diberikan maksudnya
Konselor berusaha mengarahkan masalah yang terjadi pada klien seperti dari
beberapa masalah yang dialami Konselor coba memberikan proiritas pada masalah
yang paling penting untuk diselesaikan.
B.Tahapan Inti
1. Eksplorasi kondisi klien Usaha
Konselor mengkondisikan keadaan klien dalam konseling, atau berusaha mengadakan
perubahan pada tingkah laku dan perasaan klien’
2. Identifikasi masalah dan
penyebabnya Mengadakan pendataan masalah dan mencari tahu latar belakang
terjadinya masalah . Identifikasi alternative pemecahan Memberikan beberapa
pilihan penyelesaian dan pemecahan masalah diharapkan klien sendiri yang
memilih.
3. Pengujian dan penetapan
alternative pemecahan Meminta klien untuk merealisasikan dari pilihan /
keputusan yang diambil. Evaluasi alternative pemecahan Meninjau kembali
pengujian alternative pamecahan masalah serta hasil pemecahan masalah.
4. Implementasi alternative pemecahan
Menganjurkan untuk mengerjakan dari salah satu pemecahan masalah yang telah
berhasil.
C. Tahap Akhir
Tahap ini memberikan penilaian
terhadap keefektifan proses bantuan konseling yang telah dilakukan.
1. Analisis
Analisis adalah tahap pengumpulan
data atau informasi tentang diri klien dan lingkunganya, untuk lebih mengerti
terhadap keadaan klien. Mulai dari fisik dan psikis, keluarga, teman sebaya,
nilai-nilai yang dianut serta aktivitas klien dengan data pendukung yang
didapat dari berbagai sumber.
2. Sintesis
Sintesis merupakan tahapan untuk
merangkum dan mengorganisasikan data hasil tahap analisis, sehingga dapat
memberikan gambaran diri klien yang terdiri dari kelemahan dan kelebihan yang
dimiliki, serta kemampuan dan ketidakmampuannya menyesuaikan diri. Dirumuskan
secara spesifik, singkat dan padat juga sebagai diagnosis awal.
3. Diagnosis
Diagnosis merupakan tahapan untuk
menetapkan hakikat masalah yang dihadapi klien beserta sebab-sebabnya dengan
membuat perkiraan atau dugaan, kemungkinan yang akan dihadapi klien berkaitan
dengan masalahnya. Ada beberapa tahapan dalam diagnosis yaitu :
A. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan upaya
menentukan hakikat masalah yang dihadapi oleh klien. Penentuan ini dapat
menggunakan klasifikasi masalah sebagai berikut : Klasifikasi masalah menurut
Bordin
a. Ketergantungan pada orang lain
(dependence)
b. Kurang menguasai keterampilan
(lack of skill)
c. Konflik diri (self conflict)
d. Kecemasan menentukan pilihan
(choice anxiety)
e. Masalah yang tidak dapat
diklasifikasikan (no problem) Klasifikasi masalah menurut Pepinsky
a. Kurang percaya diri (lack of
assurance)
b. Kurang informasi (lack of
information)
c. Kurang menguasai keterampilan yang
diperlukan(lack of skill)
d. Bergantungan pada orang lain
(dependence)
e. Konflik diri (self conflict)
Dalam identifikasi masalah kita
berusaha memahami apa yang dialami klien dan mencari kesulitan masalah yang
dihadapi klien. Diagnosa mengambil kesimpulan untuk menentukan derita klien atau
yang dirasakan klien. Dengan klasifikasi masalah dalam disgnosis sebagai
berikut : Faktor ketidakpercayaan diri Ketergantungan pada oranglain,
ketidaktahuan potensi yang ada, sulit mengambil keputusan, kurang informasi. Faktor
depresi atau konflik diri Kecemasan(anxiety), gangguan pikiran, gangguan perasaan,dan
gangguan tingkah laku.
Faktor miskomunikasi atau
misunderstanding Kurang informasi, kurang tanggap, kurang peka terhadap
lingkungan, atau kurang perhtian, mementingkan diri sendiri.
B. Penemuan sebab-sebab masalah
(etiologi) Langkah ini merupakan upaya penentuan dari sumber penyebab timbulnya
masalah. Yakni diantaranya mencari hubungan antara masa lalu, sekarang dan masa
yang akan datang. Dengan melihat hasil identifikasi masalah dapat timbul dari
dalam diri dan luar diri klien. Penyebab yang berasal dari diri klien antara
lain; gangguan kesehatan, kebiasaan-kebiasaan buruk, sikap negatif, kurangnya
informasi, kemampuan intelektual yang rendah dan lain-lain. Penyebab yang
berasal dari luar diri klien antara lain; sikap orang tua/guru yang tidak
menunjang perkembangan klien, lingkungan rumah/sekolah yang tidak sesuai dengan
karakteristik klen, dan dukungan sosial ekonomi yang kurang menunjang, serta
masyarakat yang tidak kondusif.
C. Prognosis Langkah ini merupakan
usaha memprediksi apa yang akan terjadi pada diri klien pada kemudian hari
dengan memperhatikan masalah yang dialami klien. Dengan memberikan informasi
berkaitan dengan prediksi yang dilakukan pada proses diagnosis klien dapat melakukan
tindakan sebagai usaha penyelesaian masalahnya.
D. Konseling / treatment (perlakuan)
Konseling merupakan proses tatap muka antara klien dengan konselor sebagai
usaha pemberian bantuan yang dilakukan secara komunikasi verbal. Dengan tujuan
agar klien memiliki kepercayaan dan dapat melakukan penyesuaian dirin dengan
optimal terhadap lingkungan kehidupannya.
Bentuk bantuannya dalam bentuk
sebagai berikut :
1. Identifikasi alternatif masalah
Usaha membuta beberapa pilihan pemecahan masalah berdasarkan hasil diagnosis
dan sintesis baik untuk masalah yang berasal dari dalam diriklien atau masalah
yang ber asal dari luar diri klien.
2. Pengujian dan pemilihan alternatif
pemecahan masalah Merupakan tindakan yang kan memperjelas altenatif mana yang
akan dilakukan sebagai pemecahan masalah. Melaksanakan pemecahan masalah
terpilih Setelah pemecahan masalah dipilih maka konselor membantu klien dan
menetapkan kapan akan direlisasikan. Pemecahan masalah tentu akan melibatkan
klien, konselor dan pihak terkait lain. Tujuan konselor memberikan tugas ini
adalah
· Mengadakan perubahan pada
lingkungan klien yang tidak menunjang perkembangannya.
· Mengubah sikap negatif klien baik
terhadap dirinya dan lingkungannya sehingga klien tidak mengalami masalah.
· Membantu klien menemukan lingkungan
yang sesuai dengan dirinya.
· Membantu klien memperoleh keterampilan dan persyaratan yang diperlukan sehinggan masalah dapat diatasi.
· Membantu klien memperoleh keterampilan dan persyaratan yang diperlukan sehinggan masalah dapat diatasi.
· Membantu klien menyesuaikan diri
dengan keadaan yang dihadapi.
3. Tindak lanjut (follow up) Tindak
lanjut berguna untuk melihat sejauh mana keberhasilan pemberian bantuan melalui
proses konseling yang telah berlangsung. Juga sebagai upaya pemeliharaan yang
dikembangkan oleh klien untuk mampu mengatasi masalahnya.
BAB III
KESIMPULAN
Pada konseling psikoanalisa dapat
membentukstruktur kepribadian klien dengan jalan mengembalikan hal-hal yang
tidak di sadari menjadi sadar kembali, dengan menitik beratkan pada pemahaman
dan pengenalan pengalaman masa lalu klien. Setiap upaya yang dilakukan dalan
psikologi konseling tidak lain sebagai upaya membantu klien untuk memahami
dirinya dan lingkungannya agar dapat melakukan penyesuaian dengan optimal.
Setelah dilakukannya Proses konseling diharapkan setiap konflik yang terjadi
dapat diatasi sendiri oleh klien. Dengan menggunakan segala kelebihan atau
potensi yang ada pada diri klien. Seorang hanya mengarahkan dan membantu
mencari pilihan pemecahan masalah yang dialami oleh klien bukan menginterfensi
diri klien.
Daftar Pustaka
Baraja, Abubakar, 2004, “Psikologi
Konseling dan Teknik Konseling”,
Jakarta Timur, Studia Pres.
Jakarta Timur, Studia Pres.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................,......................i
DAFTAR
ISI...........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................2
1. Tahapan konseling ( Bimbingan Konseling ).......................................................2
2. Mengenai psikologi konseling..............................................................................5
3. Karakter BK..........................................................................................................8
4. Kecermatan BK.....................................................................................................9
5. Kebenaran / Keabsahan BK..................................................................................9
BAB III
PENUTUP...............................................................................................................10
A. KESIMPULAN..................................................................................................10
B. SARAN...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar